kursor

kursor

Kamis, 14 Mei 2015



Bojonegoro Panen Raya Salak

Harga salak Rp 30.000 hingga Rp 40.000 per seratus biji.
Share
Foto / Antara
BOJONEGORO - Sejumlah desa di Kecamatan Kapas, Bojonegoro, Jawa Timur, panen raya salak. Harga salaknya Rp 30.000 hingga Rp 40.000 per seratus biji.

"Produksinya meningkat dua kali lipat dibanding panen raya salak tahun lalu," kata Ketua Kelompok Petani Salak Bojonegoro Achmadi, Sabtu (14/12).

Produksi salak di sejumlah desa, di antaranya Desa Wedi, Tanjungharjo, Bangilan, Padangmentoyo, Kecamatan Kapas, meningkat karena iklim yang mendukung.

"Kemarau tahun ini tidak terlalu kering, sehingga tanaman salak petani masih bisa memperoleh air dengan cukup, sehingga produksinya bagus," dia menjelaskan.

Panen raya di wilayah setempat berlangsung sejak November dengan perkiraan selesai pada Januari 2014.

"Tapi, produksi salak setelah itu ya, masih tetap saja ada, dengan jumlah terbatas. Harganya pun akan lebih tinggi. Panen raya salak biasanya berlangsung lagi Juni dengan jumlah produksi yang tidak sebanyak panen raya November-Januari,"  kata Achmadi.

Di desa penghasil salak tersebut, kata dia, hampir semua warganya memiliki pohon salak di kebun atau di pekarangan rumahnya.

"Kalau jumlahnya ya, ada yang sedikit, ada juga yang banyak. Seperti saya punya kebun salak seluas 1 hektare," ujar dia.

Para petani salak hampir semuanya memasarkan salaknya di depan rumahnya atau membentuk kelompok sendiri-sendiri di tempat tertentu dengan jumlah pedagang terbanyak di Pasar tradisional Desa Tanjungharjo.

"Pembelinya pedagang dari luar atau pendatang yang sengaja datang membeli sambil rekreasi," kata Rukayah (45), pedagang di Desa Wedi, Kecamatan Kapas.

Meski demikian, mengaku sering keluar kota, seperti Jakarta, Surabaya atau kota lainnya untuk menjual salaknya dengan harga jauh lebih mahal.

"Saya baru pulang menjual salak ke Jakarta dengan harga Rp 300.000/seratus biji jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga salak di tempat ini," dia menegaskan.

Achmadi, pedagang salak salinnya Dasriah meyakinkan salak produksi di daerahnya jauh lebih enak dibandingkan dengan salak produksi daerah lain, karena memiliki aneka rasa, mulai manis, "masir", segar, dan kadang-kadang ada rasa kecutnya.

"Rasa salaknya tidak monoton yang membuat pembeli suka," ujar Achmadi.

Wisata Gunung Pandan Part 1

Dusun Tadahan, Desa Krondonan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Dusun yang terletak di Lereng Gunung Pandan ini, memiliki sejuta pesona pemandangan yang amat menggiurkan mata.
Ini salah satunya



Potensi alam yang saangattt luar biasa, yang sempat menjadi bahan perbincangan semua kalangan ini membuat kita penasaran ingin lebih lama disana. Bukan hanya pemandangannya yang membuat kita betah berlama-lama tinggal, tetapi juga potensi wisata yang sangat banyak yang membuat kita jadi enggan beranjak dari desa ini.



Air Terjun Kedung Gupit


Air terjun yang terletak di lereng Gunung Pandan ini, memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.  Setelah menyusuri jalan setapak sekitar 1,5 km dan menyusuri sungai-sungai kecil, baru kita akan dapat menikmati keindahannya.

Bukan hanya bentuknya yang indah, akan tetapi wisata yang masih sangat alami yang belum pernah mendapat goresan sedikitpun oleh manipulasi tangan manusia ini membuat kita betah berlama-lama disini.

Sungguh luuaarrr biasa...
Memang belum banyak yang tahu tentang keberadaan dan keindahan air terjun Kedung Gupit, tapi dijamin nggak bakalan rugi deh mengunjungi tempat ini.
Benar-benar sangat luar biasa indah...
Dulu sempat ada salah satu stasiun televisi swasta di Bojonegoro yang sempat meliput tempat ini, dan komentar crewnya : "Kerennn," hanya itu saja.
Eh iya, hostnya aku luh waktu itu....xixixi

Sempat juga mengajak teman-teman dari Kota Kediri mengunjungi air terjun Kedung Gupit. (niatnya sih ngenalin kalo ada tempat bagus gitu di daerah sekitar rumahku!!! yahhh walaupun letaknya di pedalaman).

Ini beberapa jepretan waktu itu!



Kedung Gupit dari dekat 

Para om-om lulusan Pendidikan Bimbingan dan Konseling




She is Me...




Bagaimana?
Apakah Anda tertarik mengunjunginya????!!!

kebun jambu merah desa.mayanggeneng kec.kalitidu kab.bojonegoro

Hasil gambar untuk kebun jambu merah bojonegoro Selain kebun blimbing di
Desa Ngringinrejo, di Kabupaten Bojonegoro juga terdapat kebun jambu Merah di Desa Mayanggeneng, Kecamatan Kalitidu. Di kebun ini terdapat 350 pohon jambu merah dengan jumlah produksinya bisa mencapai 1 ton hingga 2 ton.
Hasil gambar untuk kebun jambu merah bojonegoro
Bagi masyarakat yang ingin pergi ke lokasi kebun jambu merah ini cukup mudah. Yakni dari Kota Bojonegoro ke barat arah Jalan Raya Bojonegoro – Padangan sekira 20 kilometer. Sesampainya di pertigaan Pasar Desa Kalitidu ambil arah ke selatan jurusan ke Ngasem sekira 20 meter melintas rel kereta api. Setelah itu terdapat gang kecil masuk ke arah timur sekira 3 kilo meter.
Meski kondisi jalan di gang itu belum sempurna seratus persen, namun dapat dilalui kendaraan baik roda dua maupun empat. Sebab, sebagian jalan sudah di paving, dan sebagiannya lagi bekas di aspal. Namun saat ini aspalanya telah terkelupas.
Lokasi kebun belimbing ini berada di tengah areal persawahan. Bagi masyarakat yang berkendera dengan mobil tidak dapat langsung masuk ke lokasi kebun jambu merah. Karena harus melewati pematang sawah yang saat ini dijadikan jalan setapak para petani.
“Saya harapkan jalan setapak ini bisa dibangun agar masyarakat dapat lebih mudah menjangkau langsung lokasi kebun,” harap Sri Asih (49), istri Ali Fitrom pemilik kebun Jambu merah ketika ditemui di kebunya, Senin (18/11/2013).
Panjang jalan setapak dari jalan desa menuju lokasi kebun jambu merah sepanjang sekira 500 meter. Kondisi jalan itu saat ini masih asli tanah. Jika musim penghujan datang sudah dipastikan jalan itu sulit dilewati kendaraan roda dua.
“Kalau hujan jalannya becek. Karena itu saya harapkan pihak terkait dapat memperbaikinya. Sebab banyak masyarakat dari dalam dan luar Bojonegoro yang datang kesini untuk melihat maupun membeli jambu,” ujar ibu dua anak ini mengungkapkan.
Dikonfirmasi terpisah, Camat Kalitidu, Rendra D Prakosa, mengatakan, jika pembangunan jalan setapak menuju lokasi kebun jambu merah itu tidak dapat dilakukan. Karena jalan tersebut merupakan jalan pribadi milik petani yang memiliki sawah di sepanjang jalan tersebut.
“Bisa saja dibangun asalkan pemilik tanah mau menghibahkan tanahnya untuk jalan. Paling tidak satu meter kiri dan satu meter kanan sudah cukup,” sambung Rendra.
Meski pembangunan jalan setapak menuju kebun jambu merah tidak dapat dilakukan, namun Dinas Pekerjaan Umum (DPU) rencananya akan membangun jalan desa Kalitidu – Mayangrejo sepanjang 3 kilo meter. Jalan desa ini merupakan jalan menuju lokasi kebun jambu merah.
“Kalau tahun ini tidak ada. Rencananya tahun 2014 akan dibangun dengan paving,” pungkas Rendra. (Dwi/kominfo)

Agrowisata Kebun Belimbing Ngringinrejo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tugu Belimbing di Depan Pintu masuk Desa Ngeringinrejo
Agrowisata Kebun Belimbing Ngringinrejo Bojonegoro adalah wisata perkebunan yang berlokasi Desa Ngeringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Kebun ini memiliki luas ± 19.3 hektar, dikelola oleh 80 pekebun. Kepemilikan pohon belimbing masing-masing orang pun berbeda. Di desa ini, hampir seluruh warganya berprofesi sebagai petani belimbing. Buah belimbing yang ada di kebun ini memiliki ukuran besar. Hal ini menjadikan buah belimbing ini sebagai salah satu produk andalan dan menjadi ikon Kabupaten Bojonegoro. Di agrowisata ini pengunjung dibolehkan memetik buah belimbing dan mencicipinya secara gratis. Varietas belimbing yang dikembangkan adalah belimbing madu. Untuk harga perkilonya berkisar Rp. 3.000 sampai Rp. 4.000,- untuk ukuran kecil dan 5.000,- sampai 8.000,- untuk ukuran besar/jumbo. Selain buah belimbing, pengunjung juga dapat menikmati oleh-oleh kerupuk belimbing dan aneka olahan berbahan dasar belimbing.[1]

Sejarah

Sebelum tahun1984, daerah bantaran Bengawan Solo, sebelah utara Desa Ngringinrejo, para petani Desa Ngringinrejo secara total menanami lahannya dengan tanaman palawija, namun lahan mereka mengalami gagal panen di setiap tahunnya karena lahan tersebut hanya dapat ditanami pada musim penghujan saja. Karena itu, sebagian tokoh masyarakat Desa Ngringinrejo bersama Penyuluh Pertanian mengeluarkan inisiatif agar lahan yang semula tidak produktif menjadi produktif dan bahkan dapat menopang perekonomian masyarakat Desa Ngringirejo. Pada Tahun 1984 setelah mendapatkan informasi bahwa di dearah Tuban, di Desa Siwalan terdapat anaman blimbing, para tokoh dan penyuluh itu tergerak menanam tanaman blimbingdilahan mereka.
Berbagai hambatan dia hadapi pada saat itu, mulai dari cercaan dan hinaan dari para petani yang lain, namun Mban Nur tetap gigih berusaha. Setelah tanaman blimbing tersebut berumur kurang lebih 3- 4 tahun, tanaman blimbing tersebut mulai menampakkan hasil, dia mulai berbuah dan dapat di panen, ternyata hasilnya lebih dari hasil tanaman polowijo yang selama ini dia tanam, Buah Blimbing tersebut bias menghasilkan 2 kali dan bahkan 3 kali lipat dari tanaman yang ditanam dilahan Dia sebelumnya. Satu persatu para petani di kelompok tani Mekar sari mulai tertarik dengan tanaman Blimbing yang ditanam Mbah Nur dan Mbah Wo tersebut dan hingga saat ini luasnya mencapai 18,5 Ha. Dan Blimbing menjadi tanaman unggulan di desa Ngringinrejo. Dan hingga saat ini petani blimbing berjumlah 104 orang petani.[2]

Festival Belimbing 2014

Kini, desa Ngringinrejo digunakan sebagai daerah agrowisata belimbing Kabupaten Bojonegoro. Di area kebun belimbing itu telah tertanam sebanyak 9.604 pohon. Untuk meningkatkan daya tarik wisatawan yang datang di Agrowisata Belimbing Desa Ngringinrejo, beberapa pengurus agrowisata dan pemerintah Desa Ngringinrejo melaksanakan kegiatan-kegiatan di bidang promosi, salah satunya akan menggelar di lokasi Agrowisata yakni Festival Belimbing 2014 pada 1 November 2014.[3]

WISATA BOJONEGORO

Bendungan Gerak

    Bendungan Gerak berada di Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Bendungan yang menghabiskan dana pinjaman senilai Rp 351 miliar dari Japan International Corporation Agency (JICA) itu memiliki multifungsi. Antara lain sebagai pengendali banjir, irigasi, penyedia air baku bagi industri dan rumah tangga juga dicanangkan sebagai salah satu tempat wisata bagi Kabupaten Bojonegoro. Keberadaan Bendungan Gerak ini fungsinya di samping sebagai penyedia air untuk rumah tangga, pertanian, juga sekaligus menjaga dari kerusakan ekosistem sungai Bengawaan Solo supaya tak meluas ketika banjir menerjang dan sebagai bentuk tata kelola air di Jawa Timur. Manfaat lain bendungan adalah ini untuk persediaan air bagi pertanian di saat musim kemarau, untuk kebutuhan industri, seperti jembatan penghubung antara Desa Padang dengan Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu. Untuk pertanian, bendungan ini mampu mencukupi kebutuhan pengairan bagi lahan pertanian seluas 6.400-9.000 hektar yang tersebar di delapan kecamatan. Yakni Trucuk, Kalitidu, Purwosari, Malo, Pasangan, Kasiman, Ngraho, dan Margomulyo. Juga pertanian di Blora. Karena bendungan yang memiliki tampungan sepanjang 50 km itu mampu menampung debit air hingga 13 juta kubik dengan debit air 5.850 liter per detik. Dengan pembangunan bendungan ini petani yang berada di bantaran sungai Bengawan Solo, khususnya di atas bagian hulu bendungan akan mempu meningkatkan produktivitas pertanian. Sebelumnya petani hanya bisa melakukan tanam dua kali setahun, sekarang diharapkan bertambah menjadi tiga kali tanam dalam setahun. Dulu sekitar 21 ribu hektar lahan pertanian padi di Bojonegoro Barat andalkan pertanian tadah hujan. Setelah ada Pompanisasi, wilayah itu tidak mampu melakukan 2 kali panen dalam setahun. Maka sawah beririgasi dengan pompa air menjadi menjadi 6000 ribu hektar. Dengan adanya bendungan gerak ini 11 ribu hektar sawah akan bisa ditanami dua kali setahun. Dan menghasilkan 7 ton rata rata per hektar. Pembangunan bendungan ini sudah direncanakan sejak zaman kolonial Belanda. Namun karena pemerintah penjajah waktu itu bangkrut, pembangunan bendungan ini urung dilaksanakan. Bendung gerak ini banyak memberikan manfaat bagi masyarakat Bojonegoro. Selain untuk kebutuhan baku irigasi juga bisa dipakai kebutuhan industri air minum dan industri migas. Serta membuka akses wilayah yang selama ini terisolir sebab ada jembatan sepanjang 504 meter, dan lebar sekitar 4 meter. Bendungan ini berdiri di lahan seluas 1.841.752 meter.

Waduk Pacal

Bojonegoro 

Objek Wisata Waduk Pacal yang terletak kurang lebih 35 Km dari arah selatan ibukota Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.adalah merupakan obyek wisata alam dan untuk menuju ke obyek wisata tersebut dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi (mobil / sepeda motor) atau dengan angkutan umum (colt atau bus) jurusan Bojonegoro-nganjuk kemudian turun di samping tiga waduk pascal dan menuju lokasi waduk dengan jalan kaki sejauh 2 Km. Waduk Pacal yang memiliki luas sekitar 3,878 kilometer persegi dengan kedalaman 25 meter, merupakan bangunan sarana pengairan peninggalan zaman belanda, yang dibangun pada tahun 1933 dengan manfaat multifungsi. Daya tarik wisata adalah kemegahan dan kekokohan bangunan peninggalan zaman belanda tahun 1933 dan hamparan air yang melimpah dengan panorama alam dan hutan jati yang mempesona. Agenda wisata waduk pacal yang dilaksanakan secara rutin yaitu pada setiap Oktober bersamaan dengan hari jadi Kabupaten Bojonegoro digelar acara ritual Larung Sengkolo dan Jamasan Waranggono Tayub guna penegasan Wisuda Waranggono Tayub. Fasilitas yang tersedia di lokasi wisata adalah pesanggrahan (tempat menginap), arena memancing, perahu dayung, tempat jajanan dan kenyamanan. Pengembangan wisata waduk pascal diarahkan pada pengembangan fasilitas tranportasi, akomodasi, telekomunikasi yang memadai serta peningkatan fasilitas obyek wisata.Wisata Indonesia Surga Dunia

Wisata Tirtawana Dander

 

Objek Wisata Wisata Tirtawana Dender merupakan wisata yang terletak di kecamatan dander, 11 Km dari kota Bojonegoro Jawa Timur.Tempat wisata ini memiliki keunggulan geografis dikarenakan alamnya yang sejuk. Pemandian ini airnya mengambil dari sumber air alami yang sangat bersih dan jernih sehingga dapat semakin menambah kesegaran bila kita mandi di kolam ini. Adapun fasilitas pendukungnya antara lain: Kamar ganti pakaian Ban/pelampung Tangga disertai papan loncat indah Mainan anak-anak Shelter/tempat berteduh Pertokoan Tempat pertemuan Lapangan Golf Lapangan Golf ini terletak di sebelah barat Taman Wanawisata Dander yang memiliki potensi ± 9 hole dan diharapkan akan terus berkembang. Sedangkan fasilitas yang disediakan meliputi tempat istirahat yang digunakan sebagai pusat kegiatan olahraga golf.

Kayangan Api

   Bojonegoro 

Kayangan Api Adalah berupa sumber api yang tak kunjung padam yang terletak pada kawasan hutan lindung di Desa Sendangharjo Kecamatan Ngasem,Kabupaten Bojonegoro,Jawa Timur. sebuah desa yang memiliki kawasan hutan sekitar 42,29% dari luas desa. Menurut cerita, Kayangan Api adalah tempat bersemayamnya Mbah Kriyo Kusumo atau Empu Supa atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Pandhe berasal dari kerajaan Majapahit. Di sebelah barat sumber api terdapat kubangan lumpur yang berbau belerang dan menurut kepercayaan saat itu Mbah Kriyo Kusumo masih beraktivitas sebagai pembuat alat-alat pertanian dan pusaka seperti keris, tombak, cundrik dan lain-lain. Sumber Api, oleh masyarakat sekitarnya masih ada yang menganggap keramat dan menurut cerita, api tersebut hanya boleh diambil jika ada upacara penting seperti yang telah dilakukan pada masa lalu, seperti upacara Jumenengan Ngarsodalem Hamengku Buwono X dan untuk mengambil api melalui suatu prasyarat yakni selamatan/wilujengan dan tayuban dengan menggunakan fending eling-eling, wani-wani dan gunungsari yang merupakan gending kesukaan Mbah Kriyo Kusumo. Oleh sebab itu ketika gending tersebut dialunkan dan ditarikan oleh waranggono tidak boleh ditemani oleh siapapun. Dari berbagai sumber cerita, maka Kayangan Api yang letakya sekitar 25 km dari ibukota Bojonegoro dijadikan sebagai obyek wisata alam dan dijadikan tempat untuk upacara penting yakni Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro, ruwatan masal dan Wisuda Waranggono. Tempat wisata ini telah dibenahi dengan berbagai fasilitas seperti pendopo, tempat jajanan, jalan penghubung ke lokasi dan fasilitas lainnya. Lokasi kayangan api sangat baik untuk kegiatan sebagai lokasi wisata alam bebas(outbound). Dan pada hari-hari tertentu terutama pada hari Jum'at Pahing banyak orang berdatangan di lokasi tersebut untuk maksud tertentu seperti agar usahanya lancar, dapat jodoh, mendapat kedudukan dan bahkan ada yang ingin mendapat pusaka. Acara tradisional masyarakat yang dilaksanakan adalah Nyadranan (bersih desa) sebagai perwujudan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa. Pengembangan wisata alam Kayangan Api diarahkan pada peningkatan prasarana dan sarana transportasi, telekomunikasi dan akomodasi yang memadai. Kunjungan ke obyek wisata.Wisata Indonesia Surga Dunia.